search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mantap, Warga Binaan Lapas Narkotika Bangli Produksi Tempe-Tahu dan Manfaatkan Kebun
Jumat, 22 November 2024, 21:18 WITA Follow
image

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Bangli terus mendukung 13 program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia dengan memanfaatkan lahan kosong untuk program ketahanan pangan.

IKUTI BERITABANGLI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABANGLI.COM, BANGLI.

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Bangli terus mendukung 13 program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia dengan memanfaatkan lahan kosong untuk program ketahanan pangan. 

Lapas Narkotika Bangli, yang berdiri di atas lahan seluas 4 hektar, mengoptimalkan 3.500 meter persegi untuk perkebunan produktif. Area ini terdiri dari 1.000 meter persegi di beranggang dalam dan 2.500 meter persegi di beranggang luar.

Dalam upaya pembinaan kemandirian warga binaan, berbagai jenis sayuran seperti asparagus, pokcoy, sawi, vanili, dan kol berhasil dipanen secara rutin. 

Kepala Lapas (Kalapas) Narkotika Bangli, Marulye Simbolon, menjelaskan bahwa program ini berhasil menghasilkan puluhan kilogram hasil panen setiap harinya.

“Asparagus, misalnya, dapat dipanen sebanyak 10 kilogram per hari atau sekitar 300 kilogram per bulan. Sementara itu, sayuran lain seperti pokcoy, sawi, dan kol mampu dipanen hingga 40 kilogram per hari atau setara 1.200 kilogram per bulan,” ujar Marulye.

Selain perkebunan, warga binaan juga dilibatkan dalam produksi tahu dan tempe. 

Setiap harinya, produksi tempe mencapai 20 kilogram atau sekitar 600 kilogram per bulan, sementara tahu diproduksi sebanyak 15 kilogram per hari atau setara 450 kilogram per bulan.

Menurut Kepala Seksi Kegiatan Kerja, Nyoman Bhudianta, hasil dari perkebunan dan produksi tahu-tempe ini disalurkan untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan sebagian digunakan sebagai honor untuk warga binaan yang berpartisipasi. 

"Selain dimanfaatkan sendiri, hasil ini juga mampu memberikan kontribusi positif bagi negara sekaligus menjadi upah kerja bagi warga binaan," jelasnya.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Bali, Pramella Y. Pasaribu, mengapresiasi inisiatif ini dan mendorong satuan kerja untuk terus berkontribusi dalam mendukung program Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden. 

Pramella juga mengingatkan pentingnya peran aktif warga binaan dalam menumbuhkan citra positif selama menjalani masa pidana.

Editor: Aka Kresia

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabangli.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bangli.
Ikuti kami