Pawai Ogoh-Ogoh di Desa Adat Tingkadbatu, Tradisi Sakral Jelang Hari Raya Nyepi 2025
GOOGLE NEWS
BERITABANGLI.COM, BANGLI.
Menjelang Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Bali melaksanakan berbagai prosesi keagamaan, salah satunya pawai ogoh-ogoh.
Tradisi ini merupakan bagian dari upacara pengrupukan yang bertujuan untuk menetralisir energi negatif sebelum memasuki hari penyepian.
Di Desa Adat Tingkadbatu, Jehem, Tembuku, Bangli, suasana pengrupukan tahun ini semakin meriah dengan partisipasi penuh dari masyarakat. Bendesa Adat Tingkadbatu, I Wayan Budiarta, mengungkapkan bahwa pawai ogoh-ogoh telah menjadi agenda tahunan sehari sebelum Nyepi.
“Sudah menjadi tradisi sehari jelang Nyepi, pihak desa adat rutin menggelar prosesi pengrupukan dengan mengarak ogoh-ogoh, diringi obor dan gambelan, mengelilingi banjar,” ujar Budiarta.
Kemeriahan tahun ini semakin terasa berkat kreativitas generasi muda.
Tidak hanya mengarak ogoh-ogoh, mereka juga mengadakan pementasan fragmen tari yang menggambarkan simbol Buta Kala.
Baca juga:
Pasar Murah Disperindag Bangli, Kendalikan Harga Jelang Nyepi dan Idul Fitri
Selain melestarikan budaya Bali, kegiatan ini menjadi wadah bagi anak muda untuk mengekspresikan kreativitas seni mereka.
Demi kelancaran acara, pihak desa adat bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat untuk memastikan ketertiban. Peraturan ketat diberlakukan, termasuk larangan konsumsi minuman keras selama prosesi.
“Tidak ada masyarakat yang mengonsumsi minuman keras, sehingga makna dari pengrupukan sebagai upaya untuk memusnahkan sifat negatif dapat terlaksana dengan lancar dan aman,” tambah Budiarta.
Baca juga:
Lonjakan Harga Kebutuhan Pokok di Bangli Jelang Idulfitri 1446 H, Cabai Rawit Sentuh Rp120 Ribu/Kg
Setelah pawai ogoh-ogoh, perayaan Hari Raya Nyepi berlangsung dengan khidmat. Sejak pagi, pecalang bertugas berpatroli di masing-masing wilayah untuk memastikan situasi tetap kondusif dan masyarakat menaati aturan Nyepi.
Dengan berbagai prosesi yang dijalankan secara sakral, Nyepi di Desa Adat Tingkadbatu menjadi refleksi dari ketaatan dan kesucian umat Hindu dalam menjalankan brata penyepian.
Tradisi ini tidak hanya menjaga keseimbangan alam dan spiritual, tetapi juga mempererat persatuan masyarakat dalam menjaga budaya Bali yang kaya akan makna.
Editor: Wids
Reporter: bbn/tim