Dialog Kebijakan #2, Solusi Pengelolaan Sampah Sisa Upacara Keagamaan di Bali
GOOGLE NEWS
BERITABANGLI.COM, BALI.
Setelah sukses menggelar Dialog Kebijakan #1 pada 10 Desember 2024, BASAbali Wiki kembali mengadakan Dialog Kebijakan #2 dengan tema Wikithon Partisipasi Publik: Bali Lestari.
Kegiatan ini diselenggarakan di Balai Bahasa Provinsi Bali dan mengundang berbagai elemen masyarakat untuk membahas pengelolaan sampah sisa upacara keagamaan di Bali.
Dialog ini diharapkan dapat menciptakan solusi konkret dalam mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan keagamaan yang sering menghasilkan sampah plastik.
Baca juga:
Anak Muda Indonesia di COP16 CBD, Membawa Harapan untuk Perubahan Lingkungan Berkelanjutan
Dalam Dialog Kebijakan #2, BASAbali Wiki bersama peserta merumuskan 5 rekomendasi aksi yang sangat relevan untuk pengelolaan sampah sisa upacara keagamaan.
Kelima rekomendasi ini mencakup langkah-langkah yang dapat diterapkan secara langsung oleh pemerintah, masyarakat adat, dan kelompok pemuda:
Ketegasan Peraturan: Menguatkan regulasi terkait pengelolaan sampah di tempat ibadah melalui Perda dan awig-awig, serta penerapan sanksi tegas bagi pelanggar.
Baca juga:
Bayi Perempuan Ditemukan di Garasi Rumah Warga Bangli
Edukasi Berkelanjutan: Mendorong sosialisasi tentang pemilahan dan pengolahan sampah baik secara daring maupun luring untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Kemitraan Pemerintah dan Masyarakat: Mengoptimalkan kolaborasi antara pemerintah desa adat, aktivis lingkungan, dan pengempon pura dalam menyediakan fasilitas pengelolaan sampah.
Pengaktifan Kembali Gerakan Pengelolaan Sampah: Memperkuat program-program pengelolaan sampah yang sudah ada, seperti bank sampah dan TPSR, dengan perencanaan matang terkait biaya operasional dan SDM.
Baca juga:
Polres Bangli Patroli Gabungan Menyasar Tempat Hiburan
Pendampingan Pedagang: Memberikan pelatihan kepada pedagang sekitar tempat ibadah untuk mengelola sampah dengan baik dan menjaga kebersihan lingkungan.
Anggota Komisi III DPRD Provinsi Bali, I Putu Suryandanu Willyan Richart, S.E., M.M., mendukung penuh kegiatan ini dan berencana untuk mengadakan diskusi dengan Pemerintah Provinsi Bali untuk memperbaiki implementasi kebijakan pengelolaan sampah.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk mencapai hasil yang optimal.
Baca juga:
Pemkab Bangli Musnahkan Arsip di Tiga OPD
Selain itu, Jro Mangku Widiartha (Bendesa Desa Besakih) dan I Wayan Benya (Perbekel Desa Besakih) mengusulkan agar Gubernur Bali mengeluarkan Surat Edaran yang mengimbau umat Hindu untuk mengurangi penggunaan plastik dalam upacara keagamaan dan membawa kembali sisa persembahyangan ke rumah masing-masing.
Surat edaran ini diharapkan dapat disosialisasikan melalui pengeras suara di Pura Agung Besakih.
Di Desa Batur Utara, langkah konkret telah diambil untuk mengelola sampah organik yang dihasilkan dari upacara di Pura Batur. BUMDes Sinarata berencana untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk yang akan digunakan untuk kebun alpukat desa.
Baca juga:
95 Tahun Identik Perawatan ODGJ, RSJ Bangli Kini Ganti Nama untuk Pengembangan Kesehatan Jiwa
Langkah ini akan dimulai pada Februari 2025, dengan memanfaatkan satu unit kendaraan untuk mengangkut sampah organik ke kebun desa. Desa Batur Utara optimis bahwa langkah ini akan memberi dampak positif bagi lingkungan.
Sebagai langkah lanjut dari Dialog Kebijakan #2, BASAbali Wiki akan melaksanakan diseminasi untuk menyebarluaskan policy brief kepada masyarakat melalui berbagai saluran.
Kolaborasi dengan pemerintah, kelompok pemuda, komunitas lingkungan, dan pengelola tempat ibadah akan dilakukan untuk memastikan rekomendasi pengelolaan sampah ini diterima dan diimplementasikan secara luas.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap pengelolaan sampah, terutama di tempat-tempat ibadah.
Dialog Kebijakan #2 yang diselenggarakan oleh BASAbali Wiki adalah langkah penting dalam mengatasi permasalahan pengelolaan sampah di Bali, khususnya yang terkait dengan upacara keagamaan.
Dengan adanya rekomendasi aksi yang jelas dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan Bali dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah berkelanjutan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat, pemerintah, dan pemuda.
Editor: Wids
Reporter: bbn/rls