search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Cuaca Ekstrem, Harga Cabai Tembus Rp80 Ribu/Kg di Bangli
Selasa, 21 Januari 2025, 19:54 WITA Follow
image

Dampak Cuaca Ekstrem, Petani Cabai Terpuruk Meski Harga Melonjak

IKUTI BERITABANGLI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABANGLI.COM, SUSUT.

Harga cabai di pasaran saat ini melonjak tajam, mencapai kisaran Rp60 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram. 

Namun, tingginya harga ini justru menjadi ironi bagi para petani cabai, yang sebagian besar mengalami kerugian akibat dampak cuaca ekstrem.

Made Artana, seorang petani cabai asal Banjar Sala, Desa Abuan, Susut, Bangli, menjadi salah satu yang merasakan dampaknya. 

Cuaca yang tidak menentu telah mengakibatkan sebagian besar tanaman cabainya terserang berbagai penyakit, seperti busuk batang dan antraknosa. 

Penyakit ini menyebabkan batang tanaman layu dan mati, sementara buah cabai membusuk sebelum sempat dipanen.

Antraknosa, yang dikenal sebagai penyakit patek, merupakan momok bagi petani cabai. Gejala penyakit ini meliputi bercak hitam pada buah cabai yang akhirnya membusuk. 

Sementara itu, busuk batang menyebabkan tanaman kehilangan kekuatan, layu, dan mati. Kondisi ini diperparah oleh intensitas hujan yang tinggi, yang memengaruhi efektivitas pestisida dan fungisida yang digunakan.

Dari total 2.000 pohon cabai yang ditanam oleh Made Artana, hampir semuanya mengalami kerusakan akibat serangan penyakit. Upaya penyemprotan pestisida dan seleksi buah yang terkena penyakit tidak membuahkan hasil yang signifikan. 

Artana hanya bisa memanen cabai muda untuk mengurangi kerugian, meskipun harga jualnya jauh lebih rendah, sekitar Rp25 ribu per kilogram.

Made Artana mengaku, semangatnya untuk merawat tanaman cabai mulai menurun. Berbagai usaha untuk mengatasi masalah ini, seperti penggunaan fungisida dan insektisida, sering kali tidak efektif karena hujan deras yang terus mengguyur. 

Saat ini, ia hanya bisa pasrah dan berusaha sebaik mungkin untuk meminimalkan kerugian.

Menghadapi kondisi ini, diperlukan perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan institusi pertanian. 

Penyuluhan tentang manajemen hama dan penyakit pada tanaman cabai, serta dukungan akses terhadap bibit unggul yang tahan penyakit, menjadi langkah penting untuk membantu petani bertahan di tengah tantangan cuaca ekstrem.

Editor: Wids

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabangli.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bangli.
Ikuti kami